Program ISA Hacktiv8 Hadir Sebagai Angin Segar Dalam Membangun Karir Sebagai Seorang Programmer

fuady dheo
12 min readMar 15, 2020

--

Seiring pesatnya kemajuan teknologi diberbagai sektor didukung dengan berkembangnya pengguna internet di Indonesia menjadi alasan banyak startup-startup(perusahaan rintisan) teknologi muncul, mulai dari startup yang bergerak dibidang e-commerce, kemudian game, sekuritas, properti, hingga pertanian. Menurut data yang dilampirkan dari databoks, dalam laporan yang bertajuk Mapping & Database Startup Indonesia 2018 dari Indonesia Digital Creative Industry Society jumlah perusahaan rintisan teknologi di Indonesia mencapai 992 startup dan jumlah terbanyak berada di Jabodetabek dengan jumlah 522 startup.

https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2019/01/14/berapa-jumlah-startup-di-indonesia

Peningkatan jumlah startup besar-besaran yang terjadi saat ini, menarik banyak minat investor sehingga Indonesia menempati peringkat kedua dengan jumlah pendanaan terbanyak di Asia Tenggara pada triwulan II 2016. Sebanyak 28 startup di Indonesia didanai dengan nilai investasi sebesar Rp 2,09 triliun. Bahkan separuh Unicorn asia tenggara berasal dari Indonesia.

Peningkatan jumlah startup ini juga menyebabkan kebutuhan tenaga kerja di bidang IT meningkat, tercatat pada tahun 2018 saja ada lebih dari 1.052 perusahaan yang aktif mencari tenaga IT di Indonesia sepanjang tahun kemarin, atau naik 380,37% dibanding tahun 2017 yang hanya 219 perusahaan. Untuk tren kebutuhan tenaga IT, banyak perusahaan, khususnya startup, mencari karyawan-karyawan dengan background Software Engineering dengan rata-rata peningkatan permintaan lebih dari 500%, data ini dilansir dari EKRUT MEDIA. Bisa dibayangkan ini merupakan data yang tercatat pada tahun 2018, sehingga bagaimana perkembangannya jika dilihat pada tahun 2020? dilihat dari data ini, saat ini merupakan moment yang tepat dalam meniti karir di bidang IT karena banyak startup maupun perusahaan multi nasional sudah semakin menyadari pentingnya transformasi digital.

Perusahaan multi nasional atapun start up dalam mencari talenta talenta yang bekerja di bidang ini juga memberikan tawaran gaji yang luar biasa, hasil riset Robert Walters Indonesia mengungkap startup pendidikan, kesehatan, dan teknologi finansial (fintech) pembayaran menawarkan gaji hingga mencapai Rp 1,7 miliar per tahun atau Rp 141,7 juta per bulan pada 2019. Riset ini juga mencatat, rata-rata pegawai (profesional dan junior) yang beralih ke korporasi berbasis digital meminta kenaikan gaji sebesar 20–30%.

Ada dua faktor yang melandasi mereka bisa meminta kenaikan gaji yang cukup besar. Pertama, ketersediaan sumber daya manusia (SDM) bidang digital belum memenuhi kebutuhan industri. Kedua, pegawai yang keluar-masuk (turn over) di perusahaan digital mencapai 31% dalam dua tahun. Kedua faktor tersebut menyebabkan persaingan untuk mendapatkan talenta digital semakin ketat.

Kenaikan jumlah kebutuhan tenaga kerja dibidang IT ini bergandengan dengan peningkatan penduduk Indonesia, menurut data yang dilampirkan oleh databoks mengatakan jumlah penduduk Indonesia pada 2020 sebanyak 269,6 juta jiwa. Di mana jumlah penduduk laki-laki 135,34 juta jiwa, lebih banyak dibanding perempuan yang hanya 134,27 juta jiwa. Sementara itu jumlah penduduk usia produktif berdasarkan kelompok usia, jumlah penduduk usia produktif (15–65 tahun) mencapai 185,22 juta jiwa atau sekitar 68,7% dari total populasi. Sementara kelompok usia belum produktif (0–14 tahun) sebanyak 66,05 juta jiwa atau 24,5%, dan kelompok usia sudah tidak produktif (di atas 65 tahun) sebanyak 18,06 juta jiwa atau 6,7% dari total populasi. Sehingga angka ketergantungan penduduk Indonesia sebesar 45%. Artinya, Indonesia masih berada dalam era bonus demografi di mana jumlah penduduk usia produktif lebih besar dibanding jumlah penduduk tidak produktif. Demografi yang menguntungkan Indonesia dalam beberapa tahun kedepan mendominasi dalam penggunaan teknologi internet dalam kehidupan sehari-hari, kelompok usia produktif merupakan pengguna internet terbanyak di Indonesia. Menurut survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), hampir separuh dari total pengguna internet di Indonesia merupakan masyarakat dalam kelompok usia 19–34 tahun (49,52%). Sementara pengguna n terbanyak kedua merupakan kelompok usia 35–54 tahun (29,55%), kelompok usia 13–18 tahun (16,68%), dan pengguna dengan usia di atas 54 tahun (4,24%).

Internet saat ini tidak hanya digunakan untuk bekerja dan keperluan pendidikan, tetapi juga semakin dekat dengan kebutuhan sehari-hari. Hal tersebut tecermin dari jumlah pengguna yang kian bertambah dan angka penterasi yang kian tinggi. Jumlah pengguna internet di Indonesia pada 2017 mencapai 143,26 juta jiwa dengan penetrasi mencapai 54,6% dari populasi.

Jika usia produktif mendominasi penggunaan internet di negri ini dengan torehan data yang sangat luarbiasa, negri kita juga tercatat di peringkat kelima dalam jumlah pengguna internet, Data Statista menunjukkan, Indonesia masuk dalam 10 negara dengan pengguna internet terbesar di dunia. Indonesia berada di peringkat kelima dengan pengguna internet sebanyak 143,26 juta per Maret 2019. Angka tersebut memiliki selisih tipis sebesar 5,8 juta dengan Brasil yang memiliki pengguna internet sebanyak 149,06 juta.

Adapun peringkat teratas diperoleh Tiongkok dengan jumlah pengguna internet sebanyak 829 juta. Peringkat kedua memiliki selisih yang cukup jauh dengan Tiongkok hingga 269 juta, yaitu India dengan pengguna internet sebanyak 560 juta. Amerika Serikat (AS) menyusul dengan pengguna internet sebanyak 292,89 juta.

Dari semua data yang fantastis diatas, ternyata ada hal yang perlu kita perhatikan juga, karena ada sebuah kesenjangan yang terjadi antara jumlah perusahaan teknologi yang meningkat tidak diiringi dengan jumlah talenta digital yang “siap”. Seperti hal nya beberapa faktor faktor yang telah menjelaskan bagaimana tingginya nilai bayaran terhadap talenta IT yang bekerja telah di jelaskan sebelumnya, ternyata Badan Ekonomi Kreatif Indonesia(BEKRAF) juga mengatakan akan ada kesenjangan antara supply-demand talenta digital sebanyak 600.000 per tahun. Pada akhirnya, angka ini bisa mencapai 7–9 juta di tahun 2030. Merupakan kesenjangan yang sangat serius bukan? Dimana kebutuhan antara supply-demand talenta digital yang “siap” belum terpenuhi sehingga kebutuhan ini akan terus berakumulasi setiap tahunnya. Selain kesenjangan antara permintaan tenaga kerja IT dengan talenta IT yang siap sangat jauh perbandingannya, kita juga dihadapakan dengan tingkat pengangguran terbuka yang dialami Indonesia berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik(BPS) mencatat jumlah pengangguran berdasarkan angkatan kerja pada Agustus 2019 mencapai 7,05 juta orang. Jumlah ini bertambah sekitar 50 ribu orang atau naik 0,7% dari periode yang sama tahun lalu. Jika dibandingkan dengan Februari 2019 yang hanya 6,82 juta orang, peningkatan pengangguran Agustus 2019 mencapai 3,4%.

Data BPS menunjukkan tingkat pengangguran terbuka (TPT) mengalami penurunan dari 5,34% pada Agustus 2018 menjadi 5,28%. Namun jika dibandingkan dengan Februari 2019, TPT mencatatkan kenaikan dari 5,01%.

Ternyata ada tantangan lain yang timbul, bagi yang sudah bekerja saja terjadi sebuah missmatch atau ketidaksesuaian antara pendidikan dengan kebutuhan tenaga kerja yang masi besar, hal ini disebabkan tidak sesuainya pendidikan angkatan kerja dengan kebutuhan industri.

Menurut survei angkatan kerja nasional 2015 yang diolah oleh Lembaga Demografis Universitas Indonesia, vertical mismatch atau ketidaksesuaian pekerjaan dengan tingkat pendidikan dan upah mencapai 53,33 persen. Sementara itu, horizontal mismatch atau ketidaksesuaian kualifikasi pekerjaan dengan latar pendidikan mencapai 60,52 persen, bahkan untuk perihal keterampilan sumber daya manusia Indonesia hanya menduduki peringkat 4 di Asia Tenggara dimana negri jiran menduduki peringkat 2 hal ini terpaut cukup jauh sehingga kita perlu solusi yang memadai untuk menanggulangi tantangan ini kedepannya. Keadaan ini berdampak

Kesenjangan ini ditangani dengan cara mendorong pelatihan vokasi, pemagangan, serta sertifikasi kompetensi, untuk mendapatkan sebuah sertifikasi ataupun pelatihan vokasi tentunya memakan biaya yang tidak sedikit, sedangkan Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat rata-rata gaji atau upah yang diterima pekerja pada Agustus 2019 sebesar Rp 2,91 juta. Pekerja laki-laki dan yang berpendidikan tinggi mendapat upah lebih besar.

Komposisi berdasarkan gender masih lebih tinggi laki-laki sebesar Rp 3,17 juta. Sementara gaji yang diterima perempuan dibawah rata-rata, yaitu sebesar Rp 2,45 juta. Jika dibandingkan dengan survei sebelumnya, angka ini lebih tinggi dari Februari 2019. Rata-rata gaji pada Februari 2019 sebesar Rp 2,79 juta dengan 3,05 juta laki-laki dan 2,34 juta perempuan.

Bermula dari kebutuhan yang tinggi akan tenaga IT yang tidak diiringi dengan jumlah talenta IT yang “siap” hingga ketidaksesuaian antara pendidikan dengan kebutuhan tenaga kerja yang masi besar dan juga pendapat yang terkadang tidak mencukupi untuk bisa menambah keahlian dengan mengikuti pelatihan vokasi yang relatif memakan biaya, maka Hacktiv8 hadir ditengah masyarakat menawarkan program pembelajaran yang berfokus pada bidang IT yang terdiri dari Full Time Program, Part Time Program, dan Online Program. Kurikulum dirancang untuk membangun keahlian yang langsung dapat diaplikasikan pada perkembangan dunia kerja, dengan lebih dari 200 perusahaan teknologi di seluruh Indonesia demi bisa mendistribusikan talenta-talenta yang siap kerja dan juga meminimalisir kesenjangan yang sedang terjadi.

Bootcamp seperti Hacktiv8 apakah benar-benar menjadi solusi bagi kesenjangan antara kebutuhan pekerja IT dengan talenta IT hingga ketidak sesuaian antara pendidikan dengan kebutuhan tenaga kerja yang masi besar dan juga tantangan lainnya?

Bootcamp coding hadir untuk memberi solusi atas tingginya permintaan tenaga-tenaga kerja berbakat di bidang teknologi. Dengan program intensif yang dijalankan, bootcamp mampu mencetak lulusan yang berkualitas meski tanpa embel-embel gelar sarjana komputer. Untuk menjadi profesional di bidangnya, seseorang tak harus menyandang gelar akademis pada namanya.

Pada kenyataannya, programmer atau developer sekalipun tak harus bergelar sarjana komputer, bukan? Banyak yang meragukan bahwa program bootcamp coding mampu menghasilkan programmer bahkan developer web atau mobile hanya dalam hitungan pekan. Proses belajar intensif dengan konsep learning by doing kenyataannya lebih efektif dalam mencetak programmer yang mahir dalam waktu singkat. Lebih mencengangkan lagi, lulusan bootcamp coding mampu memberikan kontribusi positif bagi perusahaan tempat bekerja. Perusahaan pun saat ini berlomba-lomba mencari talenta unggul dari bootcamp coding. Maka terjawab sudah bootcamp mempunyai peran untuk menjawab kesenjangan yang sedang dialami dimana permintaan tenaga kerja IT lebih besar dibanding dengan kesiapan talenta IT untuk siap terjun ke dunia profesional.

Menjadi solusi ditengah masyarakat terkait fenomena kesenjangan yang tinggi antara kebutuhan tenaga IT dengan jumlah talenta IT yang “siap” dan menjawab semua tantangan yang hadir diatas, Hacktiv8 percaya bahwa transparansi dalam memberikan hasil belajar kepada calon siswa adalah hal yang sangat penting demi kemajuan kemapuan siswa dalam pembelajaran dan kesiapan terjun di dunia industri sebenarnya. Maka dari itu Hacktiv8 merupakan koding bootcamp pertama di asia yang tergabung dalam Council on Integrity in Results Reporting (CIRR).

Banyak program Program yang Hacktiv8 tawarkan untuk menjadi solusi dan juga demi mencetak talenta-talenta IT yang berkompeten dan “siap” terjun di dunia kerja professional tentunya membantu mengatasi semua tantangan yang telah dijabarkan, salah satunya program ISA Hacktiv8 hadir sebagai angin segar bagi siapa saja yang ingin membangun karir sebagai Programmer beserta banyak juga kelebihan dari program ini. Program ISA Hacktiv8 merupakan sebuah program yang melakukan kontrak bagi hasil antara murid dan Hacktiv8 yang memungkinkan murid untuk menunda pembayaran biaya sekolah di awal, dengan imbalan kesepakatan untuk membagi hasil dari upah bulanan yang diterima setelah mendapatkan pekerjaan selama jangka waktu yang disepakati. Dengan program ISA ini bisa mengikuti program Full Stack JavaScript di Hacktiv8 tanpa perlu membayar biaya apapun sebelumnya. Kemudian mungkin akan timbul pertanyaan program ini ditujukan untuk siapa saja? Program ini ditujukan bagi siapa saja yang ingin membangun karir sebagai seorang programmer.

Bukan angin segar namanya jika tidak membawa kebermanfaatan bagi yang mengikutinya, tentu program ISA Hacktiv8 mempunyai banyak manfaat untuk yang ingin bergabung pada program ini, dimana dengan program ISA siswa dapat fokus terhadap proses pembelajaran di Hacktiv8 yang mana pembayaran dimulai ketika siswa sudah mulai bekerja dengan kemudahan seperti ini menekan siswa untuk fokus dalam pembelajaran, menggali potensi diri lebih dalam sehingga “siap” terjun di dunia kerja professional, bukan dalam pembayaran biaya, disamping itu sistem yang fleksibel memudahkan para siswa dalam melakukan pebayaran dimana nominal yang dibagikan akan menyesuaikan besar gaji siswa. Hacktiv8 tidak akan melakukan penarikan biaya apabila siswa sedang tidak memiliki pekerjaan/pendapatan. Seperti yang sudah dibahas diatas Hacktiv8 lebih dari 200 kerja sama dengan hiring partner ini akan memudahkan siswa dalam mendapatkan pekerja secepatnya setelah lulus, ditambah lagi dengan kemudahan total maksimal pembayaran yang siswa bagikan kepada Hacktiv8 tidak akan lebih dari yang telah disepakati bersama yaitu maksimal 1.5x dari harga program reguler, bahkan bukan hanya tentang teknik yang diajarkan, bagaimana juga perihal berkomunikasi dengan baik, menyampaikan pendapat dengan benar, belajar menpresentasikan project yang telah dibuat dan juga para siswa diarahkan bagaimana menyusun protofolion di linkedin dengan baik, membuat resume dan juga CV bedasarkan pengalaman yang telah mereka dapatkan selama bootcamp, setelah melihat semua kemudahan yang Hacktiv8 berikan memang benar program ISA ini merupakan angin segar bagi yang ingin membangun ataupun beralih karir ke dunia IT!

Bagaimana dengan proses mekanisme pada program ISA yang diselenggarakan Hacktiv8 ini? tentu pada program-program Hacktiv8 hadirkan juga melakukan penyeleksian pada siapa saja yang ingin mengikuti program ini, dimana program ini terbuka untuk siapa saja yang ingin meningkatkan karir dibidang bidang IT baik mempunyai latar belakang pendidika IT ataupun tidak memiliki latar belakang IT sekalipun, yang mempunyai keinginan kuat untuk berkembang dan berkomitmen untuk mengikuti kelas hingga selesai tentu perlu penyeleksian karena akhirnya yang bertahan adalah mereka yang benar-benar 100% bertekad untuk berkembang, maupun belajar dan membangun karir dibidang IT maka akan melalui beberapa tahap penerimaan dimulai dari serangkaian test seperti test logika, bahasa inggris dan interview yang harus dilewati dahulu sebelum memasuki program ISA Hacktiv8. Selepas rangkaian seleksi para siswa yang terpilih akan dapat langsung memulai pembelajaran tanpa membayar diawal dan diakhir pembelajar yang lebih kurang sekitar 3,5 bulan akan diberikan tugas untuk menyelesaikan sebah project secara berkelompok dan akan dipersentasikan didepan hiring partner, setelah lulus dari pembelajaran siswa akan dibantu untuk menjalin komunikasi dengan para hiring partner hingga bisa mendapatkan pekerjaan, program ISA akan dimulai saat siswa mendapatkan pekerjaan.

Ditambah dengan ketentuan program ISA yang mudah maka angin segar ini benar benar menjadi nyata untuk mereka yang bertekad membangun karir menjadi seorang programmer, ketentuan ini sangat memudahkan para siswa yang belajar di Hacktiv8 mulai bayar saat pendapatan bulanan siswa mencapai 10 juta, tidak ada denda atau bunga, jika siswa terpaksa berhenti bekerja, program ISA berhenti secara otomatis setelah 5 tahun, terlepas dari pembayaran siswa yang mengikuti program tersebut, kemudian siswa bayar 15% dari pendapatan bulananmu selama 36 bulan, menariknya berapapun pendapatan siswa cukup bayar maksimal 60 juta saja, sangat memudahkan bukan? Tentunya kemudahan ini hadir untuk membantu bagi siapa saja yang ingin berkembang dan membangun karir di dunia teknologi.

Kepercayaan dan transparansi dalam memberikan hasil belajar menjadi kunci Hacktiv8 dalam menjawab keraguan bagi para calon siswa dan juga untuk mengurangi kesenjangan antara kebutuhan tenaga IT dengan jumlah talenta IT, Hacktiv8 bergabung dengan Council on Integrity in Results Reporting (CIRR) memberikan laporan yang transparan bagi para siswa demi terwujudkan kemapuan yang baik ketika siap terjun ke dunia profesional nantinya, laporan yang dikeluarkan oleh Council on Integrity in Results Reporting (CIRR) pada tahun 2019 menyatakan Hacktiv8 telah meluluskan siswanya dengan tepat waktu sekitar 8.8%, dalam rentang 180 hari terhitung dari hari kelulusan Hacktiv8 telah menepatkan para siswanya terjun di dunia profesional atau dunia kerja sebesar 94.7%, persentase yang bekerja diposisi Software Engineer 44.0%, Front-End Engineer 20.0%, Full-Stack Engineer 14.0%, Developer 10.0%, Instructor 6.0%. Data statistik diatas menunjukan sebuah kinerja yang luar biasa yang Hacktiv8 hadir untuk meningkatkan kemampuan talenta digital sehingga nya kesenjangan tersebut semakin lama semakin berkurang, ada yang mengatakan statistik tidak pernah bohong akan selalu selaras dengan kinerja yang ada, maka Hacktiv8 secara tidak langsung membuktikan kepada kita telah mencetak talenta siap terjun di dunia kerja dengan kemampuan yang siap melalui data statistik diatas, Hacktiv8 benar-benar membawa angin segar bagi siapa saja yang membangun karir di dunia IT sebagai programmer melalui berbagai program-program yang di tawarkan Hacktiv8 terkhususnya program ISA yang sangat memudahkan untuk belajar.

Program ISA Hacktiv8 hadir dengan segala kemudahan, merangkul talenta muda yang ingin membangun karir sebagai programmer terbuka bagi mereka yang juga belum memiliki gelar sarjana karena semua berhak mempunyai keinginan yang akan diwujudkan, melihat tingginya baiaya kuliah di beberapa daerah menurut Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2018, rerata total biaya pendidikan nasional tingkat Perguruan Tinggi tahun ajaran 2017/2018 mencapai Rp 15,33 juta dan Banten menduduki peringkat tertinggi biaya pendidikan perguruan tinggi dengan angka mencapai Rp 22,26 juta atau 45% lebih tinggi dibandingkan rerata nasional dan tiga kali lipat lebih besar dari biaya kuliah di Sulawesi Barat yang berada di peringkat terbawah dari seluruh propinsi di Indonesia, sekali lagi Hacktiv8 menjawab bawasannya perbedaan tingkat pendidikan tidak akan menjadi masalah bagi siapa saja yang ingin berkembang dan mendorong dirinya untuk terus belajar, untuk terus membuka diri dengan segala informasi baru, serta meningkatakan kemampuan.

Ibarat angin segar yang datang berhembus menenangkan, ibarat lautan yang bersahabat, pilihan itu jatuh kembali kepada kita apakah dengan segala kemudahan yang telah terlihat kita sanggup memberanikan diri untuk memulai mendorong perahu kecil kita mengarungi lautan luas untuk melihat sesuatu yang tidak pernah terlihat sebelumnya, untuk merasakan tantangan yang belum pernah dirasakan sebelumnya, tentunya untuk bisa membantu siapa saja nantinya bisa dibantu suatu hari. Tentang sebuah keyakinan untuk memulai sesuatu dan tidak akan berhenti sebelum menyelesaikannya, tentang sebuah tekad yang akan terus terjaga agar bisa terwujud, sebuah tekad yang teguh dan tidak goyah. Berbicara mengenai tekad, walaupun Hacktiv8 sudah memberikan kemudahan bukan berarti yang berminat untuk menempa diri di Hacktiv8 tanpa modal sedikitpun, pastinya dalam meraih susuatu modal sangat diperlukan, modal yang paling penting dan bisa dikatakan sebagai kunci sukses untuk meraih mimpi atau cita-cita tersebut adalah dua hal, yaitu tekad dan ketekunan, ketekunan memang kunci utama dalam berjuang dalam hal apapun, namun jika tidak dibarengi dengan tekad, maka kesuksesan apa yang Anda perjuangkan akan memiliki hambatan.Ingat, bahwa tekad hadirnya dari dalam lubuk jiwa. Keduanya perlu menyatu padu agar di dalam proses mengejar cita-cita ataupun kemauan terasa ringan, tekad sering kali melahirkan sugesti. Sugesti akan selalu mendorong kita untuk mengatakan, “Ya, Saya Bisa! Saya Sanggup Melakukannya dan Pasti Akan Sukses!”

Bisa dikatakan jika tekad merupakan energy yang luar biasa hebat untuk bergerak dan berjuang meraih sesuatu. Sesuatu di sini tidak kenal batas, dari yang paling kecil hingga sesuatu hal yang mungkin dianggap mustahil. Tekad yang bulat adalah syarat penting untuk bisa sukses, merupakan ungkapan yang benar. Bahkan tekad yang bulat menjadi satu-satunya dan nomor satu kiat yang wajib dimiliki seseorang yang ingin sukses. Jika tekad yang bulat telah dimiliki, maka perjuangan yang kita lakukan akan terasa memiliki tujuan dan motivasi.

Ingat pulalah, bahwa kata-kata yang meluncur dari lubuk hati Anda bisa dikatakan sebagai do’a.

Siapa pun yang sering berdo’a, ibarat mengayuh sepeda, maka suatu saat Ia pasti akan sampai pada tujuannya. Kemudian pertanyaannya apakah kita akan mengambil kesempatan ini? meraih apa yang di mimpikan? Ternyata imbasnya bukan hanya meningkatkan kemampuan pribadi dalam berbagai hal, dengan bergabung program ISA hacktiv8 kita bisa membantu mengurangi kesenjangan atas kebutuhan tenaga kerja, mengurangi persentase pengangguran dan juga meningkatkan persentase masyarakat Indonesia dalam kemapuan belajar dan mengembangkan sesuatu, dan kita membantu mengurangi beban negri ini dengan ikut berperan dalam meminimalisir angka-angka yang jelas ada dihadapan kita sebagai tantangan.

Jadi, tunggu apalagi? tegakan kepala, siapapun kita, dari mana kita berasal kita berhak menentukan cara sukses kita sendiri, kendala biaya tidak jadi masalah, Hackiv8 hadir sebagai angin segar bagi semua, saatnya katakan #SayYesToCode!.

--

--

fuady dheo
fuady dheo

Written by fuady dheo

Bismillah. Stay Humble and Enthusiast with own goal.

No responses yet